Advertisemen
Bolehkah aku meminjam pundakmu sebentar? Lampu-lampu rumah sudah nampak gelap, ibu pun sudah tertidur lelap. Aku tak akan tega membangunkan ibu hanya untuk mendengarkan keluh kesahku. Karena bagiku, ibu sudah cukup mendengarkan banyak keluh kesahku. Dan kini, aku sedang menunggumu, yaa menunggumu kembali ke dalam rumah kecil kami :') Andai saja kau ada di sini, bersamaku, aku akan bercerita banyak tentang kehidupanku yang kemarin, dan kini aku jalani. Andai saja kau ada di sini, bersamaku, aku akan terus bersender nyaman di bahumu yang penuh dengan kasih sayang. Dan, andai kau ada di sini, bersamaku, aku akan membuat rangkaian cerita indah untukmu dan ibu. Kata orang *do'a adalah sumber kekuatan yang tidak terbayangkan*, apakah kau tahu? Yaaa, sepanjang malam tak lupa aku menyelipkan satu buah nama yang sangat berharga untukku setelah ibu, ibu, dan ibu. Kau selalu tersenyum di hadapanku, senyumanmu membawa semangat untuk aku terus menjalani kehidupanku. Tapi, kini, senyuman itu telah hilang, hilang terbawa angin yang aku tak mengetahui kemana perginya. Sudah, aku tak tahan lagi menggambarkan sosok dirimu yang tangguh dan pemberani juga penyayang. Rinduku akan kusampaikan melalui do'a-do'a malam yang kupanjatkan. Semoga, kau baik-baik saja di sanah. Aku tahu, kau sangat menyayangiku. Kau adalah sosok lelaki yang pertama kali aku cintai. Kau itu tak kalah hebatnya dengan ibu. Rasanya, mengucapkan banyak terimakasih saja, tak akan cukup untuk membalas semua jasa-jasa kalian. Lihat ayah, aku tersenyum di hadapan bulan dan bintang :) kau tahu, kenapa aku tersenyum? Karena di awan sana, terlihat jelas wajah gagahmu yang sedang mendo'akan untuk kebaikan anakmu dan ibu, meski sebenarnya kau berada jauh dariku :') Tenanglah, aku akan menjaga ibu dengan sebaik-baiknya penjagaan. Sama halnya kau menjaga kami sewaktu dulu kau bersama kami :) . . 📝@nilam.tikasari #SuratUntukmu #Ayah #Tentangmu http://ift.tt/2f12zSN
Advertisemen