.
“Jika sabar dan syukur itu dua kendaraan, aku tak peduli harus menaiki yang mana.” Begitulah perkataan dari seorang Umar.
Maka alangkah indahnya, apabila pasangan suami dan istri mengisi hari-harinya dengan penuh rasa syukur dan sabar.
Cintailah pasangan halalmu dengan cinta yang membuncah, diselimuti syukur. Serta sabar sebagai penguatnya.
Memiliki pasangan ideal, siapa yang tak ingin?
Tapi standar ideal seorang muslim sudah pasti adalah Islam.
Pun sebagaimana rasul kita telah bersabda bahwa ada empat hal yang menjadikan seorang wanita dinikahi.
Harta, kecantikan, keturunan, dan agamanya.
Maka pilihlah agamanya.
Jika fisik adalah alasan menikahinya, maka selepas aqad terucap, besoknya ia bertemu wanita yang lebih putih dan tinggi dari istrinya, yakinlah dalam hatinya terbersit:
.
“Alamak! Rumput tetangga lebih hijau!” Dan saya yakin, landasan yang dibangun karena fisik, akan rentan dengan ribut yang berujung perceraian. Lantaran istri tak kinclong lagi.
Maka pilihlah ia karena agamanya. InshaAllah menjadi penyejuk hati.
Bukan berarti tak ada problema, tapi karena agama yang dijadikan pedoman, maka inshaAllah perahu kalian akan tetap kuat dan kokoh berlayar mengarungi samudera kehidupan.
Mungkin akan ada hari di mana kau akan menumui wajahnya sembab.
Ketahuilah duhai suami,
Istri menangis, tersebab ia hanyalah manusia biasa.
Maka dekatilah ia dengan penuh perhatian. Dengarlah apa yang ingin ia curahkan. Meleburlah bersama apa yang tengah ia rasakan.
Bila bukan kepada suami, maka kepada siapa lagi seorang istri menyandarkan kepalanya tatkala ia membutuhkan ketenangan?
Suami adalah tempat sang istri meminta pertimbangan. Sebab suami adalah nahkoda perahu bercadik bagi seorang istri. Yang akan menuntun, mengarahkan, dan membimbing kekasih halalnya menuju pelabuhan terakhir
Dan semoga, surga adalah tempat pelabuhan terakhirnya. 💕💕
.
📝@rahmasyahidah_ http://ift.tt/2yd7t7r http://ift.tt/2f12zSN
via Tumblr http://ift.tt/2xvumzk