Advertisemen
MUHASABAH DIRI . Ada seorang fakir miskin melewati jalan di Madinah. Di sepanjang jalan, dia sering melihat orang-orang makan daging. Dia pun merasa sedih karena jarang sekali bisa makan daging. Dia pulang ke rumahnya dgn hati jengkel. Sesampai di rumah, istrinya menyuguhkan kedelai rebus. Dgn hati terpaksa, dia memakan kedelai itu seraya membuang kupasan kulitnya ke luar jendela. Dia sangat bosan dgn kedelai. Dia berkata pada istrinya : “Bagaimana hidup kita ini...? Orang-orang makan daging, kita masih makan kedelai.” Tak lama kemudian, dia keluar ke jalan di pinggir rumahnya. Alangkah terkejutnya, dia melihat seorang lelaki tua duduk di bawah jendela rumahnya, sambil memungut kulit-kulit kedelai yg tadi ia buang dan memakannya seraya bergumam: . “Segala Puji bagi Allah subhanahu wata'ala yg telah memberiku rezeki tanpa harus mengeluarkan tenaga.” . Mendengar ucapan lelaki tua itu, dia menitikkan air mata, seraya bergumam : . "Sejak detik ini, aku rela dgn apapun yg Engkau berikan Yaa Allah...” Rezeki itu yg penting mengalir, besar kecil yg penting ada alirannya. Jangan berharap mengalir seperti banjir, jikalau tak bisa berenang maka bisa tenggelam . "Sampai kapan engkau sibuk dgn kelezatan, sedangkan engkau akan ditanya tentang semua yg kau lakukan.” . http://ift.tt/2f12zSN
Advertisemen