Advertisemen
:. Cinta Tak Selalu Tentang Si Dia Harus dibedakan antara ‘punya perasaan’ dengan ‘mewujudkan perasaan’. Kalo perasaan sifatnya mungkin ser-seran kalo melihat si dia, tapi kalo sudah mewujudkan perasaan adalah dalam bentuk perbuatan. Misal, kita punya perasaan sayang dengan sesama manusia tanpa melihat ras dan agamanya, tapi ketika hendak mewujudkan perasaan dalam perbuatan, maka harus bertanya dulu, perbuatan apa yang hendak kita lakukan. Kalo perasaan sayang dengan non muslim, bagi yang perempuan Islam melarang menikah antara wanita muslim dengan pria non muslim. Sehingga syariat Islam itu sifatnya protektif alias pencegahan, sebelum segala keburukan terjadi akibat jatuh cinta sebelum masanya. Maka Islam menjaga interaksi lawan jenis, salah satunya mengatur jatuh cinta saat sedang ta’arufan. Jika seseorang memiliki azam untuk menikah, akan sangat berhati-hati dalam beraktivitas, hal itu juga yang bisa mengindikasi seorang lajang sudah memantaskan diri atau belum memasuki dunia pernikahan. “Mempunyai perasaan” ini fitrah, dan ini pun tidak harus tentang si dia. Kita bisa cinta kepada orang tua kita, cinta adik-kakak kita, cinta kepada saudara-saudara kita muslim di negeri ini maupun negeri yang lain, dan juga cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Tentang perasaan ini tidak akan Allah hisab hingga perasaan itu mengotori hati kita. Tapi yang Allah akan mintai pertanggungjawaban adalah “mewujudkan cinta” itu sesuai dengan syariat hingga Allah ridha ataukah tidak. Jangan salah memahami ya. @LukyRouf . Follow @fiqihcinta_ Follow @fiqihcinta_ Follow @fiqihcinta_ http://ift.tt/2f12zSN
Advertisemen