
# Tidak Boleh Mengejek dan Mem-bully Ketergelinciran Ulama dan Ustadz
Hendaknya orang awam dan penuntut ilmu (termasuk kami pribadi) lebih khawatir pada dirinya sendiri. Renungkanlah, jika para ulama dan ustadz bisa terjatuh pada kesalahan. KITA LEBIH MUDAH LAGI TERJATUH PADA KESALAHAN BAHKAN LEBIH PARAH, sehingga janganlah kita ikut-ikutan mengejek, mengolok-olok atau menghina ulama atau ustadz pada kesalahannya tersebut. Bisa jadi kita juga akan terjatuh pada kesalahan tersebut.
Ibrahim An-Nakha’i berkata, “Aku melihat sesuatu yang aku tidak suka, tidak ada yang menahanku untuk berkomentar dan membicarakannya kecuali karena aku khawatir aku yang akan ditimpakan masalahnya di kemudian hari.” [HR. Ibnu Abid Dunya dalam kitab Ash-Shamt]
Bisa jadi yang diolok, diejek atau di-bully JAUH LEBIH BAIK daripada yang mengejek dan mem-bully. Jangan pula memberi gelaran buruk seperti “ustadz Tai kucing”, “ustadz poligami”, “ustadz Uang” dll
Allah berfirman,
Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) LEBIH BAIK dari mereka (yang mengolok-olokkan) …. janganlah kamu panggil memanggil dengan GELAR-GELAR YANG BURUK. [Al-Hujurat/49 : 11].
.
Kita sebagai penuntut ilmu dan orang awam, terlebih belum punya dasar ilmu agama seperti bahasa arab, ilmu ushul dan mengetahui metode istidlal, LEBIH BAIK KITA DIAM dan tidak ikut berkomentar, apalagi komentar pribadi di publik dan sosial media
Note: Harus dijelaskan pada umat kesalahan ustadz atau ulama tersebut dengan tulisan yang ilmiah dan penuh adab. Kita ikuti arahan ulama dan ustadz senior menyikapi
Baca selengkapnya ا:
Penyusun: Raehanul Bahraen http://bit.ly/2GDSx5c http://bit.ly/2f12zSN
via Tumblr http://bit.ly/2GyUTSA