Advertisemen
Bismillah. Aku berbagi kisah dengan hujan perihal dirimu dalam hal penantian. Tak perlu kujelaskan panjang lebar perihal hujan denganmu. Karena kita tahu bahwa setiap rintiknya adalah bahasa rindu. Tapi apakah kau tahu kenapa bahasa rindu itu bisu? Sebenarnya ia tak bisu, hanya saja ia menahan pilu. Setiap rintik hujan berjatuhan adalah kepiluhan rinduku dalam do'a. Ada juga rinduku yang berjatuhan bersama air mata. Mungkin juga rinduku yang mengembun di jendela kaca. Di jendela kaca kamarmu rinduku yang malu menyapa. Seharusnya kita tak perlu memaki hujan. Kita tidak tahu air yang mana yang lebih banyak berjatuhan. Air yang dilahirkan hujan, air mataku, atau air matamu yang banyak berjatuhan. Tapi ingatlah bahwa bersama hujan maka kita tak kesepian. Dalam hujan juga dalam penantian. Ada banyak do'a yang kita langitkan dan kita aamiinkan. Tapi, biarkan Allah yang kelak memberi jawaban. Apa kelak kita saling bertemu atau saling mengikhlaskan. Mungkin itu seberkas pesanku yang kuhantarkan bersama hujan. Tat kala kita saling berjauhan, belum berdekatan. Follow @hijrahcinta_ Follow @hijrahcinta_ Follow @hijrahcinta_ By @dimasandia http://ift.tt/2f12zSN
Advertisemen