Advertisemen
. ar-Râyah6 (jamak: ar-râyât) adalah panji berwarna hitam, dengan khath berwarna putih “Lâ ilâha illalLâh Muhammad RasûlulLâh”. Panji ini dinamakan pula al-’Uqâb. Ar-Râyah berukuran lebih kecil dibandingkan dengan aL-liwâ’ Panji ini digunakan sebagai panji jihad para pemimpin detasemen pasukan (satuan-satuan pasukan), yang tersebar sesuai dengan jumlah pemimpin detasemen dalam pasukan sehingga berjumlah lebih dari satu. Dalil-dalil Al-Liwâ’ dan Ar-Râyah Banyak dalil as-Sunnah dan atsar yang menjelaskan tentang al-Liwâ’ dan al-râyah. Ibn ’Abbas ra., misalnya, menyatakan, “Bendera (liwâ’) Rasulullah saw. berwarna putih dan panjinya (râyah) berwarna hitam (HR al-Hakim, al-Baghawi dan at-Tirmidzi) Ibn Abbas ra. Juga menyatakan كَانَتْ رَايَةُ رَسُولِ اللَّهِ سَوْدَاءَ وَلِوَاؤُهُ أَبْيَضُ، مَكْتُوبٌ عَلَيْهِ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ Panji (râyah) Rasulullah saw. berwarna hitam dan benderanya (liwâ’) berwarna putih; tertulis padanya: Lâ ilâha illalLâh Muhammad RasûlulLâh (HR ath-Thabrani) Kedudukan dan Fungsi Al-Liwâ’ dan Ar-Râyah Al-Liwâ’ dan ar-Râyah merupakan simbol kenegaraan Rasulullah saw. Hal itu ditandai dengan praktik Rasulullah saw. sebagai kepala negara, sekaligus komandan pasukan perang yang menjadikan al-Liwâ’ di tangannya, semisal ketika Fathu Mekkah; atau secara resmi memberikan mandat al-Liwâ dan ar-Râyah kepada orang pilihan yang diamanahi memimpin pasukan perang. Di antara dalilnya adalah sabda Rasulullah saw. ketika Perang Khaibar, “Sungguh aku akan memberikan ar-Râyah kepada seseorang, ditaklukkan (benteng) melalui kedua tangannya, ia mencintai Allah dan Rasul-Nya, Allah dan Rasul-Nya pun mencintainya.” (HR Muttafaqun ’alayh) . . Follow 💙 @CintaBenderaIslam Follow 💙 @CintaBenderaIslam Follow 💙 @CintaBenderaIslam http://ift.tt/2f12zSN
Advertisemen