Advertisemen

Banyak wanita yang merasa canggung, malu, terkucil, seolah merasa tatapan wanita yang ada di sebuah majelis 'ilmu itu telah menyudutkannya hanya karena pakaiannya ga se-syar'i para akhwat yang ada di majlis itu Shalihah Mengenakan jilbab syar’i itu ga serta merta menjadikan diri kita lebih baik secara mutlak dari mereka di sisi Allah Jadi, janganlah merasa diri kita ini derajatnya lebih suci dan lebih baik, hanya karena telah mendahului mereka dalam hal mengenakan Jilbab syar’i Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman, “…maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah Yang paling mengetahui tentang orang yang bertaqwa.” (QS. An-Najm: 32) Ga usahlah mencibir mereka dengan lisan nyinyir atau mata memicing, seolah menyiratkan “Aiiihhh siapa sih ini, pakaian dan kerudungnya masih funky dan ga syar’i!“ Tapi, Rangkuhlah mereka dan sambutlah mereka dengan senyum dan sapaan ukhuwwah Bukankah dulu kita juga pernah menjalani fase hidup seperti mereka? Bisa jadi pada akhirnya mereka lebih baik dari kita, siapa yang tahu? Berbaurlah dengan mereka Seringkali, para akhwat majelis 'ilmu ini suka menggerombol dengan “kalangannya” sendiri, sehingga seolah-olah sedang menyemen 'dinding gap' antara diri mereka dengan akhwat gaul. Kasarnya sih rasis! Perlakuan-perlakuan buruk itu mengakibatkan: Mereka ga merasa nyaman datang ke majelis, Apalagi untuk berkenalan dengan wanita yang katanya menjunjung tinggi syariat, bahkan bisa jadi mereka 'kapok' buat datang lagi ke majelis karena sudah terlanjur ga suka dengan orang-orang di dalamnya Sesungguhnya hukum dasar nasihat hendaknya diberikan dengan lemah lembut, hati-hati, bertahap dan dgn hikmah Maka dari itu yuk yang sudah bagus dari segi penampilannya, Tunjukkan keramahan kita pada akhwat yang masih awam dgn syariat. Buatlah mereka betah duduk dalam majelis ilmu In syaa Allaah lama-lama mereka akan tergerak hatinya untuk memperbaiki diri Follow @hijrahcinta_ Follow @hijrahcinta_ Follow @hijrahcinta_ #sharednisbur 📝@nisbur_ || @muslimahnotes_ http://ift.tt/2f12zSN
Advertisemen