-->
Powered by Blogger.

. Di buku-buku mengenai perjuangan mempertahankan kemerdekaan...

Advertisemen


.
Di buku-buku mengenai perjuangan mempertahankan kemerdekaan antara tahun 1945 – 1950 sering ditulis mengenai pengkhianatan pribumi untuk memberikan informasi ke pihak Belanda.

Eksekusi di tempat yang dilakukan oleh Westerling & anak buahnya di Sulawesi Selatan terhadap rakyat pendukung Indonesia, dilakukan berdasarkan informasi dari penduduk setempat. Sesuai daftar nama yang diberikan, maka orang-orang tersebut ditembak di tempat. Tragisnya, setelah eksekusi, para informan tersebut juga ditembak mati di tempat.

Hal ini juga terjadi di desa Galung Lombok, dekat Majene, Sulawesi Barat. Pada 1 Februari 1947 pasukan elit Westerling Depot Speciaale Troepen (DST) di bawah komando Letnan Vermeulen mengumpulkan ribuan penduduk dari Majene dan Polewali Mandar untuk menyaksikan eksekusi terhadap pendukung kemerdekaan Indonesia.

Berdasarkan daftar nama yang diberikan oleh para informan, tahap awal 29 orang ditembak satu-persatu. Kemudian gelombang kedua, secara acak ditembak lebih dari 200 orang. Kemudian karena ada laporan bahwa pejuang Indonesia membunuh tiga orang prajurit Belanda yang akan memperkosa seorang wanita, Vermeulen memerintahkan untuk menembak kearah kerumunan massa.

Hanya dalam waktu beberapa jam, keseluruhan lebih dari 700 orang ditembak mati di tempat, termasuk para informan pribumi.

Demikian juga yang terjadi di desa Rawagede (foto di atas), dekat Karawang pada 9 Desember 1947. Pada waktu itu tentara Belanda terus memburu Kapten Lukas Kustaryo dan anak buahnya.

Berdasarkan informasi dari mata-mata pribumi, Kapten Lukas berada di desa Rawagede. Pada pagi buta desa tersebut dikepung dan rumah penduduk disisir satu-persatu. Namun tidak ada seorangpun anggota TNI ditemukan.

Karena penduduk tidak mau memberitahu keberadaan Kapten Lukas & pasukan TNI, maka Mayor Aflons Wijnen memerintah anak buahnya untuk membunuh semua laki-laki di atas usia 15 tahun. 431 orang mati ditembak. Sebagian jenazah di tepi sungai di musim hujan, langsung hanyut ke laut. Dalam kejadian ini banyak ibu mengubur suami & anaknya sendiri. (diolah dari artikel Eramuslim)
.
From @IndonesiaBertauhid
#IndonesiaBertauhid
#KemerdekaanRI http://ift.tt/2wj6XkX http://ift.tt/2f12zSN



via Tumblr http://ift.tt/2ucU4HS
Advertisemen

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Related Posts
Disqus Comments
© Copyright 2017 Tausiyah Cinta - All Rights Reserved - Created By BLAGIOKE Diberdayakan oleh Blogger